Makalah Ketamansiswaan 2 Nilai nilai budi pekerti dan karakter yang disampaikan melalui fatwa ajaran Ki Hajar Dewantara.



TUGAS KETAMANSISWAAN II
“NILAI – NILAI BUDI PEKERTI DAN KARAKTER YANG DISAMPAIKAN MELALUI FATWA AJARAN KI HAJAR DEWANTARA”




DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1.      KAYLA GABRIELA BIT                                                     (2018002087)

2.      DORMA ULI RIA ARITONANG OPPUSUNGGU           (2018002120)




PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2019




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa  atas segala karunia nikmatnya sehingga makalah ketamansiswaan  yang berjudul “Nilai nilai budi pekerti dan karakter yang disampaikan melalui fatwa dan ajaran Ki Hajar Dewantara” ini dapat diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan yang berarti. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas ketamansiswaan II . makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembacanya mengenai fatwa, ajaran ki hadjar dewantara dan penerapannya dalam sehari-harinya.
Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi EYD, kosa kata, tata bahasa, etika maupun isi. Oleh karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian untuk kami jadikan sebagai bahan evaluasi untuk penulisan makalah kami selanjutnya.


                                                                                    Yogyakarta, 10 Maret 2018
                                                                                                            Penulis







DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
BAB I (PENDAHULUAN )
A.    Latar Belakang ......................................................................................              
B.     Rumusan Masalah..................................................................................
C.     Tujuan Penulisan....................................................................................
BAB II (PEMBAHASAN )
A.    AJARAN HIDUP KI HADJAR DEWANTARA
B.      NILAI NILAI BUDI PEKERTI FATWA UNTUK HIDUP MERDEKA
BAB III (PENUTUP)
A.    KESIMPULAN
B.     SARAN
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Ketamansiswaan tidak bisa lepas dengan adanya fatwa, ajaran ki hadjar dewantara sebagai peneguh hidup kita. Fatwa untuk hidup merdeka yang diberikan kepada kita atau disebut juga dengan bundelan untuk diingat- ingat, direnungkan dan diamalkan terdiri dari 10 fatwa tersebut terdiri dari Lawan Sastra Ngesti Mulya, Suci Tata Ngesti Tunggal, Hak Diri untuk menuntut Salam Dan Bahagia, Salam Bahagia diri tak boleh menyalahi damainya masyarakat, Kodrat alam penunjuk untuk hidup sempurna, Alam hidup manusia adalah alam hidup berbulatan, Dengan bebas dari segala ikatan dan suci hati berhambalah kita kepada sang anak, Tetep mantep antep, Ngandel kendel bandel , Neng Ning Nung Nang. Dari sepuluh fatwa ki Hadjar itu merupakan welingan, pesanan dan amanat kepada kaum Tamansiswa yang berjuang menghadi kesulitan hidup dan Rintangan – rintangan yang hebat terutama di waktu jaman pemerintahan kolonial. Ia menjadi mantra yang menguatkan keyakinan perjuangan kaum Tamnsiswa.
Sedangkan untuk ajaran hidup Ki Hajdar Dewantara suatu wadah dan wujud ajaran hidup ki Hadjar Dewantara yang merupakan konsepsi kehidupan manusia baru, untuk manusia salam bahagia, masyarakat tertib damai . wujud ajaran ki Hadjar Dewantara berupa Asas, sendi organisasi, sistem pendidikan, dan cara-cara kebiasaan hidup, sebagai syarat-syarat pelaksanaan dan perwujudan cita-cita kehidupan Tamansiswa.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan Ajaran hidup Tamansiswa ?
2.      Apakah yang artifatwa Ki Hadjar Dewantara ?
3.      Apa saja contoh kongkrit dari Fatwa dan ajaran Ki Hadjar Dewantara ?





C.Tujuan penulisan
1.      Untuk memahami yang dimaksud dengan fatwa Ki Hadjar Dewantara
2.      Untuk memahami yang dimaksud dengan Ajaran Ki Hadjar Dewantara/ Tmansiswa
3.      Agar bisa memberikan contoh kongkrit dalam kehidupan sehari – hari berdasarkan fatwa dan ajaran Ki Hadjar Dewantar
4.      Guna untuk menambah wawasan mengenai Fatwa dan ajaran Ki Hadjar Dewantara
5.      Dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan fatwa dan ajaran Ki Hadjar Dewantara .


BAB II
PEMBAHASAN

A.      AJARAN HIDUP KI HADJAR DEWANTARA
1.        Cita – Cita Manusia Salam – Bahagia, Dunia Tertib – Damai
Hidup salam dan bahagia, yang berarti selamat lahirnya dan bahagia batinnya, dicapai dengan kecukupan sandang pangan keperluan jasmaniah dan bebas merdeka jiwanya, bebas dari gangguan lahir dan gangguan batin, bebas dari ketakutan.
Contoh : Orang tak akan bahagia apabila hanya dengan kecukupan makanan dan pakaian, kalau dia hidup dalam ketidakbebasan dan ketakutan.
2.      Kemerdekaan Diri, Tertib – Damai                                                                                                                                                       
Hak mengatur diri sendiri, dicantumkan sebagai asas Tamansiswa yang utama dan pertama menjadi dasar mencapai cita – cita hidup salam bahagia dan masyarakat tertib damai. Ketertiban menjadi syarat mendatangkan damai, tetapi ketertiban oleh karena paksaan dan tekanan tidak akan mendatangkan kedamaian hidup.
Contoh : Orang tua memberikan kebebasan kepada anaknya, tetapi tetap ada batasan atau aturan tertib dan damainya pergaulan hidup.
3.      Democratie En Leiderschap-Demokrasi Dan Pimpinan Kebijaksanaan               Kebebasan seseorang berarti hak orang itu untuk menindas kebebasan orang lain. Bahkan demokrasi yang dijalankan untuk menindas demokrasi itu sendiri.
Contoh : Dalam suatu keluarga diperlukan kebulatan pendapat, kalau rapat belum mencapai suara bulat, maka bisa ditunda 24 jam untuk memberikan istirahat dan menenangkan fikiran agar dapat mempertimbangkan matang-matang, untuk mengambil keputusan.
4.      Sistem Among, Tut Wuri Handayani
Sistem among yaitu cara pendidikan yang dipakai dalam Tamansiswa, dengan maksud mewajibkan pada guru, supaya mengingatkan dan mementingkan kodrat alam anak – anak murid, dengan tidak melupakan segala keadaan yang mengelilinginya.
Contoh : “Sistem among” yaitu cara pendidikan yang dipakai dalam tamansiswa, dengan maksud mewajibkan pada guru, supaya mengingati dan mementingkan “kodrat alam” anak-anak murid, dengan tidak melupakan segala keadaan yang mengelilinginya.
5.      Merdeka, Kesanggupan Dan Kemampuan Untuk Berdiri Sendiri
Menurut faham Tamansiswa, kemerdekaan seseorang tidak saja berarti bebas lepasnya orang itu dari perintah dan penguasaan orang lain, tetapi juga berarti sanggup dan kuatnya berdiri sendiri, tidak tergantung pada pertolongan orang lain.
Contoh :Kemerdekaan seseorang tidak saja berarti bebas lepasnya orang itu dari perintah dan penguasaan orang lain, tetapi juga berarti sanggup dan kuatnya berdiri sendiri, tidak tergantung pada pertolongan orang lain.
6.      Zelfbedruiping Systeem – Opor Bebek Mateng Saka Awake Dewek
Untuk hidup merdeka tidak tergantung pada pertolongan orang lain. Tamansiswa mendasarkan cara hidupnya atas sistem opor bebek, membiayai hidupnya dari usaha sendiri.
Contoh :Untuk hidup merdeka tidak tergantung pada pertolongan orang lain. Tamansiswa mendasarkan cara hidupnya atas sistem opor bebek, membiayai hidupnya dari usaha sendiri, sebagai masak
opor itik, yang dapat masak oleh minyak yang ada pada badannya sendiri.
7.        Hidup Hemat Dan Sederhana
Berani hidup hemat dan sederhana, sebagai akibat tidak mau menerima bantuan orang lain yang mengikat, konsekuensinya orang yang ingin hidup merdeka, tidak mau menjadi budak orang lain.
Contoh :Berani hidup hemat dan sederhana, sebagai akibat tidak mau menerima bantuan orang lain yang mengikat, konsekuensinya orang yang ingin hidup merdeka, tidak mau menjadi budak orang lain.
8.        Tamansiswa Masyarakat Tidak Berkelas
Tamansiswa menolak peraturan “loobelasting” (pajak upah) dari peraturan Pemerintah Hindia Belanda. Satu pengakuan dasar kekeluargaan dari Pemerintah Belanda, bahwa di dalam Tamansiswa tak mengenal buruh dan majikan.
Contoh :Secara prinsipil Tamansiswa menolak peraturan itu dikenakan kepada Tamansiswa. Bahwa di dalam Tamansiswa tak mengenal buruh dan majikan.
9.        Kekeluargaan – Demokrasi Dengan Kepemimpinan
 satu keluarga menggambarkan di mana tiap – tiap orang dalam keluarga itu sama derajatnya, sama haknya, sama – sama bebas merdeka.
Contoh :Perintah harus dijalankan, demi keselamatan bersama. Itulah kekeluargaan yang dibatasi dengan leiderschap untuk kebahagiaan dan keselamatan bersama..
Contoh :Ki Hadjar Dewantara dengan Tamansiswa telah menyerukan bangsa Indonesia kembali kepada kepribadian nasionalnya. Supaya bangsa Indonesia menempuh jalan kehidupan menurut garis hidupnya.
10.    Kebangsaan – Kodrat Alam
Kodrat alam merupakan petunjuk bagi hidup manusia, karena apa yang diwujudkan oleh atau dari dan di dalam kodrat alam itu merupakan sifat lahirnya kekuasaan dan ketertiban Tuhan Yang Maha Sempurna. Oleh karena keadaan kodrat alamnya manusia mempunyai kebiasaan hidup, yang berbeda – beda antara satu bangsa dengan bangsa lainnya.
Contoh : itik dan Ayam . si itik beralat paruh seperti sudu, si ayam berparuh untuk mencotok. Kaki si bebek dilengkapi dengan alat untuk berenang, si ayam dengan cakarnya. Si ayam makan dengan mengais, si itik makan dengan menyudu. Berbeda – beda kodrat pemberian Tuhan baginya.


11.    Kebangsaan – Kemanusiaan
Hidup kebangsaan adalah Differensiasi atau kekhususan hidup kemanusiaan sebagai kewajaran menurut dasar – dasar dan kepentingan yang khusus bagi hidup bangsa. Karena itu, hidup kebangsaan harus selalu sesuai dengan hidup kemanusiaan. Tidak boleh bertentangan, bahkan bertali erat dan merupakan kesatuan antara sifat- siafat yang khusus dan yang umum dalam hidup manusia didunia.
Contoh : pada jaman sekarang ini, banyak Adu Ayam dan dianggap sebagai tontonan yang biasa dan bisa disebut Nasional namun oleh karena perbuatan itu merupakan penyiksaan terhadap binatang, Tamansiswa tidak mengijinkan adu ayam atau pun adu binatang Apapun.
12.    Kebangsaan – Persatuan Dan Kesatuan Nasional
Dengan menjunjung dan mengakui satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa indonesia, Ki Hadjar memahamkan persatuan dan kesatuan bangsa indonesia berdasarkan pengertian, bahwa hidup tiap – tiap bangsa adalah pula bagian-bagian yang beraneka warna sifat dan bentuknya. Menyatukan segala keadaan yang bermacam-macam, sifat dan bentuknya menurut kodratnya sendiri.
Contoh : perkumpulan bangsa indonesia dengan berbagai macam suku dan budaya tanpa adanya perbedaan berdasarkan model pakaian / ciri khas pakaian masing-masing yang mereka pakai. Contohnya orang sumatra harus dipaksa mengganti sarungnya dengan kain panjang dari jawa.
13.    Kebangsaan – Kerakyatan
Hidup suatu bangsa tidak boleh terlepas dari hubungannya dengan hidup manusia didunia pada umumnya agar dapat menambah kekayaan lahir dan batin. Tidak pula boleh terlepas dari pertaliannya dengan hidup manusia didalam daerahnya, agar dapat menimbulkan kebahagiaan dari rakyatnya. Karena itu kenasioanalan menurut tamansiswa tidak boleh memisahkan bangsa dari kerakyatan.
Contoh :  mahasiswa fakultas ekonomi UST terdiri dari banyak suku, dan budaya hampir dari sabang sampai merauke banyak dijumpai, setiap dari mereka mempunyai ciri khas masing- masing yang tetap terbawa sampai saat ini, dari gaya bahasa contohnya orang yang berasal dari daerah batak / sumatra terbisa berbahasa keras sedangkan orang yang asli dari jawa lebih berbahasa halus dan pelan, mereka semua tidak akan lepas dengan hidup dalam daerahnya.
14.  Teori Trikon
Teori Trikon ditemukan ki hajar dewantara untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan nasional indonesia.
a.         Kontinuita : dalam melestarikan kebudayaan asli indonesia kita harus terus menerus dan berkesinambungan.
b.        Kovergensi : dalam upaya mengembangkan kebudayaan nasional indonesia kita harus memadukan dengan kebudayaan asing yang dipandang dapat memajukan bangsa indonesia .
c.         Konsentrisita : dalam pergaulan dengan bangsa – bangsa lain didunia kita harus berusaha menyatukan kebudayaan nasional kita dengan kebudayaan dunia (global) dengan catatan harus tetap berpegang pada khas kepribadiaan bangsa indonesia .
Contoh : di era modern ini banyak orang yang meniru cara berbudaya kebudayaan orang-orang barat, yang cenderung terbuka, mungkin kita yang hidup dijawa lebih baik bisa memilih dan memilah mana yang baik ditiru dan mana yang tidak bisa ditiru atau ditinggalkan.
15.    Dasar Kulturil – Kontinu
Kebudayaan itu sifatnya kontinu, bersambung tak terputus-putus, berkembang maju.
Contoh : kebudayaan jawa yang ada pada era sekarang ini harusnya semakin maju. Contohnya adalah gamelan jawa adalah suatu kebudayaan yang berasal dari nenek moyang kita yang sampai saat ini dapat didengarkan, namun banyak gamelan saat ini sudah dimodifikasi dengan alat-alat lainnya sebagai penambahnya.
16.  Dasar Nasional – Konsentris
Alam hidup manusia itu merupakan alam hidup berbulatan (kensentris), yang digambarkan sebagai lingkaran besar kecil yang semua bersatu titik pusat dimana orang duduk atau berdiri diatas titik pusat itu . lingkaran terkecil adalah alam diri pribadi seseorang, lingkaran diluarnya yang lebih luar ialah alam keluarga. Yang lebih luas bagi diluarnya ialah alam bangsa dan kebangsaan, dan yang terluas ialah alam manusia dan kemanusiaan. Disela- sela itu terdapat lingkaran alam kehidupan kedaerahan, golongan, faham dan keyakinan, golongan politik/kepartaian ataupun golongan-golongan lainnya.
Contoh : timbulnya bentrokan antar daerah dengan daerah dan daerah dengan pusat kehidupan bangsa, bisa terjadi oleh karena semangat yang berlebih-lebihan mementingkan kepentingan dirinya, baik oleh karena kurangnya kesadaran dari suku akan kepentingan keseluruhan persatuan, atau terkadang oleh berlebih- lebihannya semangat ingin mempersatukan dengan tidak mengingati atau menindas perasaan dan kepentingan golongan.
17.    Dasar Kemasyarakatan – Konvergen
Dasar kemasyarakatan yang sambung dan hubungan kita dengan masyarakat yang lebih luas/ konvergensi, sebagai lembaga masyarakat Tamansiswa tidak memisahkan diri dari masyarakat yang lebih luas. Ia harus menghubungkan dirinya dengan masyarakat.
Contoh : dari kebudayaan tari jatilan yang terkenal dijawa suatu kesenian daerah, kini meningkat kepada kesenian dan kebudayaan yang dikenal didunia yang akan menambah kekayaan kita sebagai bangsa, dan memudahkan hubungan bangsa kita dengan bangsa-bangsa didunia yang lain.
Pendidikan nasioanal yang menegakkan jiwa anak-anak sebagai bangsa yang juga bermaksud membimbing anak-anak untuk menjadi manusia yang bisa hidup dengan kecakapan dan kepandaiannya, berbuat sesuatu berguna tidak saja untuk dirinya, tetapi juga untuk kepentingan masyarakat.
Contoh: orang yang telah sekolah bisa mencari makan dengan menjual kacang, berjualan sayuran yang bisa hidup dari hasil berjaja itu, tetapi anak yang yang sekolah dari kalangan atas yang dianggap sebagai anak pandai, malah tidak bisa mencari makan sendiri .

B.     FATWA UNTUK HIDUP MERDEKA
1.      LawanSastraNgestiMulya
Denganpengetahuankitamenujukemuliaan.Inilah yang dicita-citakan Ki HadjardenganTamansiswanya, untuk kemuliaan nusa bangsa dan rakyat. Sastra herdrayu ningrat pangruwatingdyu. Ilmu yang luhur dan mulia akan menyelamatkan dunia serta melenyapkan kebiadaban.
Contoh : orang yang berilmudengantidakberilmu
2.      Suci Tata Ngesti Tunggal
Dengan suci batinnya, tertib lahirnya menuju kesempurnaan, sebagai janji yang harus diamalkan oleh tiap-tiap peserta perjuangan Tamansiswa.
Contoh : Orang yang baik dengan orang tidak baik
3.      Hakdiriuntukmenuntutsalamdanbahagia
Berdasarkan asas tamansiswa yang menjadi syarat hidup mereka berdasarkan pada ajaran agama, bahwa bagi Tuhan semua manusia itu pada dasarnya sama, sama haknya dan sama kewajibannya. Sama haknya mengatur hidupnya serta sama haknya menjalankan kewajiban kemanusiaan untuk mengejar keselamatan hidup lahir dan bahagia dalam hidup batinnya. Jangan kita hanya mengejar keselamatan lahir. Dan jangan pula hanya mengejar kebahagiaan hidup batin.
Contoh: Tidak boleh sombong

4.      Salam bahagia diri tak boleh menyalahi damainya masyarakat.
Bahwa kemerdekaan diri kita dibahasi oleh kepentingan keselamatan masyarakat. Batas kemerdekaan diri kita ialah hak-hak orang lain yang seperti kita masing-masing sama-sama mengejar kebahagiaan hidup. Segala kepentingan bersama harus diletakkan diatas kepentingan diri masing-masing akan hidup selamat & bahagia.
Contoh: melakukan musyawarah mufakat, semua anggota musyawarah berhak menyampaikan pendapatnya.
5.      Kodrat alam penunjuk untuk hidup sempurna
Sebagai pengakuan bahwa kodrat alam yakni sebagai kekuatan dan kekuasaan yang mengelilingi dan melingkungi hidup kita itu adalah sifat lahirnya kekuasaan Tuhan yang maha kuasa, yang berjalan tertib dan sempurna diatas segala kekuasaan manusia.
Contoh: manusia harus bersahabat dengan alam, tidak merusak alam.
6.      Alam hidup manusia adalah alam hidup berbulatan
Hidup kita masing-masing ada dalam lingkungan berbagai alam-alam kekhususan yang saling berhubungan dan berpengaruh. Alam khusus ialah alam diri, alam kebangsaan dan alam kemanusiaan.
7.      Dengan bebas dari segala ikatan dan suci hati berhambalah kita kepada sang anak
Penghambaan kepada sang anak tidak lain daripada penghambaan kita sendiri. Sungguh pun pengorbanan kita itu kita tunjukan kepada sang anak, tetapi yang memerintahkan kita dan memebri titah untuk berhamba dan berkorban itu bukan si anak, tetapi kita sendiri masing-masing.
8.      Tetep-Mantep-Antep
Dalam melaksanakan tugas perjuangan kita, kita harus tetap hati. Tekun bekerja, tidak boleh menoleh kekanan dan kekiri. Kita harus tetap tertib dan berjalan maju. Kita harus selalu “mantep”, setia dan taat pada asas itu, teguh iman hingga tak ada yang akan dapat menahan gerak kita atau membelokkan aliran kita.

9.      Ngandel-kendel-bandel
Kita harus “ngandel”, percaya jika kepada kekuasaan Tuhan dan percaya kepada diri sendiri. “kendel” berani tidak ketakutan dan was-was oleh karena kita percaya kepada Tuhan dan kepada diri sendiri. “bandel”, yang berarti tahan, dan tawakal. Dengan demikian maka kita menjadi “kendel”, tebal, kuat, lahir dan batin, berjuang untuk meraih cita-cita kita.
Contoh: orang yang gigih dalam memperjuang kan cita-citanya
10.  Neng-ning-nung-nang
Dengan “meneng”, tentram lahir batin, tidak nerveus kita menjadi “ning”, wening, bening, jernih pikiran kita, mudah membedakan mana hak dan mana batil, mana benar dan mana salah, kita menjadi “nung” hanung, kuat sentosa, kokoh lahir dan batin untuk mencapai cita-cita. Akhirnya “nang” menang, dan dapat wewenang, berhak dan kuasa atas usaha kita.
Contoh: ketika manusia diam dengan pikiran yang jernih dalam menyikapi segala hal kita menjadi orang yang kuat maka dari itu kita akan menjadi orang yang bias mencapai apa yang kita inginkan.




BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
ajaran hidup ki hadjar dewantara
a.    Cita – Cita Manusia Salam – Bahagia, Dunia Tertib – Damai
b.    Kemerdekaan Diri, Tertib – Damai
c.    Democratie En Leiderschap-Demokrasi Dan Pimpinan Kebijaksanaan
d.   Sistem Among, Tut Wuri Handayani
e.    Merdeka, Kesanggupan Dan Kemampuan Untuk Berdiri Sendiri
f.     Zelfbedruiping Systeem – Opor Bebek Mateng Saka Awake Dewek
g.    Hidup Hemat Dan Sederhana
h.    Tamansiswa Masyarakat Tidak Berkelas
i.      Kekeluargaan – Demokrasi Dengan Kepemimpinan
j.      Terug Naar Het Nationale – Kembalilah Pada Asalmu
k.    Kebangsaan – Kodrat Alam
l.      Kebangsaan – Kemanusiaan
m.  Kebangsaan – Persatuan Dan Kesatuan Nasional
n.    Kebangsaan – Kerakyatan
o.    Teori Trikon
p.    Dasar Kulturil – Kontinu
q.    Dasar Nasional – Konsentris
r.     Dasar Kemasyarakatan – Konvergen
s.     Tirulah Hidup Cecak








fatwa untuk hidup merdeka
a.    LawanSastraNgestiMulya
b.    Suci Tata Ngesti Tunggal
c.    Hakdiriuntukmenuntutsalamdanbahagia
d.   Salam bahagia diri tak boleh menyalahi damainya masyarakat.
e.    Kodrat alam penunjuk untuk hidup sempurna
f.     Alam hidup manusia adalah alam hidup berbulatan
g.    Dengan bebas dari segala ikatan dan suci hati berhambalah kita kepada
h.    Tetep-Mantep-Antep
i.      Ngandel-kendel-bandel
j.      Neng-ning-nung-nang



























B.     SARAN
a.       Ajaran – ajaran Tamansiswa sebaiknya diterapkan dan dilakukan oleh mahasiswa, organisasi – organisasi dan seluruh keluarga di Tamansiswa.
b.      Dedikasi, loyalitas dan keikhlasan para pelaksana Perguruan Tamansiswa agar tetap terpelihara dan dipertahankan.





           


                                                            DAFTAR PUSTAKA


Tauchid,muhammad,2011,Perjuangan dan Ajaran Hidup Ki Hadjar Dewantara,cetakan ketiga Majelis  Luhur Tamansiswa Yogyakarta,Yogyakarta
Boentarsono, Ki B., Dwiarso, Ki Priyo dkk,2012,Tamansiswa Badan perjuangan Kebudayaan dan Pembangunan Masyarakat,Perguruan Tamansiswa Yogyakarta,Yogyakarta
Sutikno, Ki,2012,Ketamansiswaan II,Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta,Yogyakarta




Komentar

Postingan populer dari blog ini

How to learn english quickly and easily.